Kapan dan di mana memberi makan anak
Seringkali orangtua mengeluh, di jam makan, anak-anak sulit sekali disuruh makan. Tak kehilangan akal, orangtua pun mengajak mereka untuk makan di taman, sambil disuapi. Jadi, apakah memang si Kecil susah makan atau mungkinkah masalah sebenarnya adalah waktu dan kondisi yang kurang tepat?
Kapan sebaiknya anak makan?
Seiring dengan bertambahnya usia, anak membutuhkan makan sekitar 3 - 4 jam sekali. Sehingga dalam hitungan kasar, dalam sehari, anak bisa 3 kali makan besar, mengonsumsi 2 kali camilan sehat, serta minum air putih. Untuk anak-anak yang mulai masuk sekolah, aktivitas akan semakin padat, sehingga energi akan semakin banyak dikeluarkan. Dengan demikian, sebaiknya anak tidak melewatkan salah satu waktu makan, termasuk makan camilan di antara jam makan utama agar kebutuhan energinya tetap terpenuhi.
Selain memerhatikan gizi yang terkandung dalam makanan, Anda juga perlu memerhatikan waktu pemberian camilan dan makanan utama. Apakah camilan diberikan berdekatan dengan waktu makan siang, atau malam? Jika Anda ingin anak lahap mengonsumsi menu makan siang, atau malamnya, usahakan untuk tidak memberikan camilan atau susu dalam waktu berdekatan. Misalnya, anak biasa makan siang jam 12:00, namun karena Anda tak tega mendengar rengekannya, Anda memberi minum susu di pukul 11:30. Akibatnya, ketika tiba waktu makan siangnya, ia menjadi tidak berselera karena perutnya sudah penuh.
Pada akhirnya, ketika Anda sudah mampu memelajari pola makan anak, akan makin mudah bagi Anda mengajaknya menghabiskan makanan yang diberikan untuknya. Karena makan yang teratur dapat membantu anak untuk mengenali apa itu lapar dan kenyang.
Di mana sebaiknya anak makan?
Bayi memang bisa disusui di mana saja. Lumrah bagi kita melihat bayi menyusu di dalam mobil misalnya, atau di mal. Namun, sebenarnya, bila ditilik lebih teliti lagi, bayi menyusu di gendongan ibunya. Sehingga konsep ‘makan di mana saja’ itu sebenarnya tidak pernah berlaku. Pun ketika bayi beranjak besar dan mulai bisa duduk. Sebaiknya makan dalam keadaan duduk dengan piring ditaruh di atas meja.
Bagi bayi usia 6 bulan, Anda bisa mendudukkannya di kursi khusus bayi, atau yang dikenal dengan high chair. Selain membantunya duduk tegak, bayi akan dapat melihat dengan jelas makanan yang dimakannya. Biarkan saja ia memegang, membaui, dan merasakan MPASInya, karena ini merupakan bagian dari eksplorasinya.
Beranjak balita, high chair mungkin sudah terlalu kecil. Anda bisa menyediakan booster seat yang dipasang di kursi makan, sehingga ia berada satu level dengan seluruh anggota keluarga. Pahami bahwa anak adalah peniru ulung. Jadi, sebagai orangtua, Anda pun harus konsisten untuk selalu makan di meja makan. Namun ada kalanya anak merasa kesal dan bosan duduk lama di kursi makan, Anda boleh membiarkan ia pergi sejenak dari kursinya tanpa perlu mengikuti kemana ia pergi dengan membawa-bawa piring serta sendoknya. Setelah beberapa waktu, ajak ia kembali duduk di kursi makan untuk menyelesaikan makanannya. Yang paling penting, Anda harus konsisten dalam memberikan aturan, maupun contoh pada si Kecil. Konsistensi Anda membantu anak untuk bisa terus mengikuti aturan baik yang Anda terapkan. Waktu dan tempat yang tepat dalam memberikan anak makan, akan membantu pola makan yang baik. Tentunya, kebiasaan ini akan menjadi bekal bagi anak hingga ia dewasa kelak.